Akibat amukan binatang liar tersebut membuat batang hidung pensiunan BKKBN itu putus, dan harus menjalani operasi. Proses operasi dijalaninya untuk menyatukan kembali daging ujung hidungnya pasca digigit kera.
Menurut Wayan Ribek (56), istri korban, peristiwa bermula ketika suaminya pada pagi hari sedang memetik bunga di sawah dekat rumahnya. Namun, tiba-tiba seekor kera raksasa yang melompat dari atas tebing menyerang muka Kisid dan menggigit batang hidungnya hingga terputus.
"Waktu itu suami saya izin mau ke sawah memetik bunga. Tiba-tiba saja ia diserang seekor kera secara membabi buta," ujarnya, ketika menunggu suaminya di UGD RSUP Sanglah, Jumat (15/2/2013).
Sementara Kisid mengaku, walau kala itu ujung hidungnya putus, namun ia belum menyadarinya. Kisid justru emosi dan tak terima sambil berlari mengejar kera yang membuatnya batang hidungnya copot. Bapak tiga anak itu baru sadar jika ujung hidungnya copot digigit kera liar itu.
"Habis digigit saya mengejar kera itu. Saya jatuh tiga kali. Saya bawa parang, tapi kera itu cepat sekali perginya. Saya baru tahu dan langsung pulang. Waktu itu tidak ada yang menolong," tutur Kisid yang tergolek lemah di tempat tidur rumah sakit.
Kisid mengakui, amukan kera liar yang menimpanya sudah kali kelima yang dialami warga di desanya. Meski warga dan pihak kepolisian sudah berupaya mengusir, namun kera-kera nakal itu masih terus berkerumun di desanya.
"Saya orang kelima. Sebelumnya tetangga ada empat orang yang juga digigit kera. Ada yang digigit di kaki dan bagian tubuh lainnya. Polisi juga sempat turun tangan mengusir kera-kera itu, tapi tak berhasil. Tak tahu kenapa kera itu turun ke desa-desa," jelas Kisid.[bay]
0 komentar:
Post a Comment